Selasa, 06 Oktober 2015

Siap untuk Mendengar

Berbicaralah Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar - 1 Samuel 3:9

Pada waktu kita bersekutu dengan Tuhan setiap hari, membaca Firman-Nya dan berdoa, sebaiknya kita selalu melakukannya dengan pengharapan bahwa Tuhan akan berbicara kepada kita. Sudah tentu, tidak setiap hari kita akan mendengar suara-Nya berbicara langsung mengenai masalah-masalah besar dalam kehidupan kita, tetapi alangkah pentingnya bagi kita untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh apabila Dia berbicara!

Pada suatu pagi saya sedang membaca Kitab Kejadian pasal 40, ayat terakhirnya yang berbunyi :"Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya." Seakan-akan diukir dengan huruf-huruf api di atas halaman itu, dan dengan jelas saya mendengar Roh Kudus berkata di dalam hati saya, 'Ingat ayat tersebut! Engkau segera memerlukannya.'

Beberapa hari kemudian saya menghadiri persekutuan medis di London. Salah satu rekan saya di rumah sakit sama juga hadir di situ dan kami segera terlibat dalam percakapan. "Tahukah anda bahwa kantor Dr. Snook sedang mencari seorang mitra kerja dan mereka sudah membuat daftar dari calon-calonnya?" "Tidak, saya tidak tahu mengenai hal itu," gumam saya perlahan, tetapi sebenarnya saya sangat terkejut mendengar berita itu.

Beberapa bulan sebelumnya saya sudah pernah menulis surat ke kantor Dr. Snook setelah mendengar desas-desus bahwa salah seorang mitra kerjanya akan segera pensiun. Saya mendapat jawaban bahwa berita itu tidak benar dan tidak ada lowongan kerja di kantor itu. Waktu mendengar bahwa sebenarnya ada lowongan, saya merasa sakit hati dan marah. Kemudian Roh Kudus berkata lagi, "Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya." Perkataan Tuhan seakan-akan menjadi obat penyejuk bagi sebuah luka baru. Pada waktu saya merenungkan reaksi Yusuf dalam situasinya, kemarahan saya lenyap. Yusuf menyimpulkan :"Allah bermaksud untuk kebaikan." (Kej 50:20). Dan saya pun mengambil kesimpulan yang sama. Saya dengan iman bersandar kepada Firman Tuhan dan suara si setan pun hilang. Keseluruhan konflik batin itu hanya berlangsung beberapa detik dan saya dapat meneruskan percakapan kami seperti tidak  pernah terjadi apa-apa. Tetapi seandainya saya belum mendengarkan suara Tuhan minggu itu, maka penyelesaiannya mungkin jadi lain.

Bacaan selanjutnya :
Kejadian 45:5-8, 50:15-21, Mazmur 119:129-135

Dikutip dari Diagnose Firman

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag