Jumat, 21 Agustus 2015

Siapa Yang Dapat Seperti Dokter Lukas?

Dokter Lukas adalah dokter pada abad pertama, dia orang Yunani yang mempunyai reputasi sorgawi. Dokter Lukas menulis 2 buah buku, dalam perjanjian baru yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Tulisannya ditujukan kepada Teofilus. Lukas adalah seorang dokter yang sangat teliti dan cermat. Hal ini nyata melalui tulisannya yaitu : "... Setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu, dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk menuliskannya kepadamu" (Lukas 1:3)

Lukas menulis segala sesuatu berdasarkan fakta yang dikumpulkannya. Menegakkan diagnosa adalah mengambil kesimpulan dari kumpulan data yang akurat. Ketelitian dan kecermatan dalam data dan fakta serta menyimpulkan dengan benar adalah ciri seorang dokter Kristen. Ketelitian tentu tidak datang begitu saja, tetapi lahir dari suatu disiplin yang terus menerus. Dokter Kristen juga dipanggil untuk meneliti dan menulis dengan baik.

Sisi lain dari Dokter Lukas ialah pendekatannya kepada pasien yang melayani manusia secara utuh (Total care). Ketika Tuhan Yesus membangkitkan seorang anak perempuan, Lukas mencatat, "Beri dia makan". Lukas memperhatikan perkara-perkara yang kecil secara detail. Sebaliknya ciri dokter yang buruk adalah malas dan tidak tertarik dengan perkara yang detail. Seseorang dapat saja sangat pintar dalam bidangnya, tetapi dia tidak memperhatikan dalam keperluan mendasar dari pasien maka ia bukanlah dokter yang baik.

Tuhan Yesus sangat memperhatikan anak-anak, ibu-ibu, orang lemah, miskin dan orang kecil yang tidak masuk hitungan dunia ini. Hal ini juga nyata di dalam hubungan dokter Lukas dengan Paulus, Lukas tetap setia mendampingi dan melayaninya walaupun banyak orang telah meninggalkan Yesus. Dalam suratnya Rasul Paulus menyebut Lukas 3 kali. Petama dalam Kolose 4:14, Paulus menyapanya dengan Dokter yang terkasih. Paulus sangat menghargai dokter Lukas karena kasihnya dan pelayanannya. Paulus yang penuh dengan penderitaan dan sakit-sakitan sangat memerlukan pelayanan seorang dokter seperti Lukas. Pujian bagi Lukas bukanlah suatu pujian yang kosong. Lukas adalah contoh wajah dokter Kristen. Lukas sudah meneladani Tuhannya.

Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus menyapa Lukas sebagai kawan sekerja. Kalau kita mempelajari kualitas pelayanan, pekerjaan, penderitaan, ketekunan, semangat, kesetiaan Rasul Paulus di dalam mengabarkan Injil; dia mengatakan dia menjadikan dirinya hamba dari semua orang, supaya dia boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Lukas adalah kawan sekerjanya, maka kualitas pekerjaannya menyerupai Paulus. Lukas adalah anggota tim PI Paulus. Yang ketiga, Paulus menulis dalam 2 Tim 4:11 "Semuanya meninggalkan saya, kecuali Lukas". Dalam keadaan yang sulit di akhir hidup Paulus, walaupun semua orang meninggalkannya, namun dokter Lukas tetap setia.

Dokter yang menyerahkan hidup untuk Tuhannya, memang dokter yang rela mengambil resiko. Memberi perhatian yang dalam dan tetap berteman setia pada seseorang pesakitan seperti Rasul Paulus pada zaman itu bukanlah suatu perkara yang mudah. Dokter Lukas rela membayar harga mahal melayani orang aneh yang ditangkap Penguasa seperti Paulus. Ia setia dan tidak melarikan diri dari kesulitan dan penderitaan yang dihadapi. Lukas bukan dokter yang mencari gampangnya saja. Dokter-dokter sering melarikan diri dari kesukaran mengobati pasien. Pasien yang sudah terminal sering kurang mendapat pelayanan karena mereka berpikir tak ada lagi yang bisa dilakukan, tidak menguntungkan dan membuang waktu. Namun pertanyaannya sekarang, seberapa banyak dokter Kristen yang dapat menjadi seperti dokter Lukas di tengah zaman dengan banyak "allah"/pseudogod yang menggiurkan?

Dikutip dari makalah dr. Darmawan SP,alm
(Profil dan Tantangan Dokter Kristen serta Bahaya Sekularisme)

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag