Selasa, 17 Februari 2015

Mengatakan Kebenaran di dalam Kasih

Aku sangat bersuka cita, ketika beberapa saudara datang dan bersaksi tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran-3 Yohanes 3

Sebagai praktisi medis Kristen kita perlu mengatakan kebenaran, kebenaran seutuhnya, dan hanya kebenaran; dengan menghindari sikap kasar tanpa perasaan dan sebaliknya berbicara dengan hati-hati, penuh kasih dan penuh perasaan. Kata 'ya' haruslah tetap 'ya', dan kata 'tidak' haruslah tetap 'tidak'. Terkadang, dalam kasus yang sulit, kita tergoda untuk berbohong mengenai diagnosis untuk mengurangi pukulan bagi pasien dan keluarganya. Pada akhirnya, kita terperangkap saat diagnosis yang sebenarnya disampaikan dan kepercayaan mereka kepada kita pun hancur. Namun, akan menolong jika kita memberi gambaran secara bertahap sehingga yang mendengarnya lebih mampu menerima keenaran, menghubungkan setiap informasi yang telah diberikan sehingga beroleh pemahaman seutuhnya akan situasi sebagaimana adanya.

Banyak pernikahan disia-siakan oleh salah satu atau kedua pasangan yang menyembunyikan sebagian atau seluruh kebenaran. Bukan hanya dosa-dosa yang memalukan seperti perzinahan, tapi juga dosa-dosa yang tidak kentara seperti berbohong demi kebenaran, pemutarbalikkan dan cerita yang sengaja disampaikan tidak lengkap, yang seiring dengan waktu mengikis kepercayaan. Dengan cara yang sama kita dapat kehilangan kepercayaan dari anak-anak kita atau anggota keluarga lainnya.

Mengatakan kebenaran tidaklah selalu mudah. Saat Kristus bahwa mereka memegang ajaran-Nya akan mengetahui kebenaran (Yoh 8:31-32), Ia ditantang oleh ahli Taurat Yahudi dan berhasil meloloskan diri. Petrus, walaupun dengan pahit menyesali mulutnya yang terlalu cepat bicara, memberitahu orang Kristen untuk siap sedia memberi jawaban kepada siapa pun yang menanyakan pengharapan yang kita miliki, tapi dengan lemah lembut dan hormat (1 Ptr 3:15-16). Ketika seorang Kristen berdosa terhadap kita, kita perlu 'menegur dia di dalam kasih' (Mat 18:15). Sebaliknya ketika kita bersalah, kita perlu menerima teguran dan hidup rukun. 'Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar' (Ams 25:12).

Baca : 1 Petrus 2:1-3; Yohanes 8:31-59
                                                                                                                                                    ROS

Dikutip dari :
Sumber Hidup Praktisi Medis

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag