Kamis, 03 Juli 2014

HIKMAT

Walaupun ia sangat cerdas, Salomo sadar ia tidak berhikmat. Pengetahuan duniawi menilai apa yang terlihat, tapi hikmat menilainya dengan lebih bijak (1 Raj 3 : 16-28). Perkara hidup dan mati, menyeimbangkan neraca, adalah dilema-dilema yang menimbulkan kesulitan bagi para praktisi medis. Merujuk kepada Alkitab, Firman Tuhan memberikan prinsip-prinsip praktis, tapi untuk menerapkannya dibutuhkan hikmat.

Setiap kali aku melihat bayi yang baru lahir menatap wajah orangtuanya atau, mendengar pembicaraan pehun kasih melalui telep
on untuk terakhir kalinya, dari pasien yang sekarat, aku diingatkan kembali sesungguhnya kita diciptakan dalam citra Allah Tritunggal (Kej 1 : 26-27). Keterkaitan yang kuat antara Pribadi yang satu dengan yang lain adalah bagian penting dari keutuhan diri kita. Karena takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan, dan hikmat datang daripadaNya, adalah bijak untuk menghormati citra diriNya diantara kita (Ams 1:7; 2:6). Pertimbangan kita selanjutnya adalah kebutuhan pribadi (juga kebutuhan jasmani) orang lain, serta selalu ingat akan hubungan pribadi antar mereka sebagaimana juga hubungan kita dengan mereka (Mat 22 : 37-39). Hal ini bisa menjadi faktor yang menentukan ketika benar dan salahnya sesuatu terlihat seimbang, sekalipun keputusan tersebut bisa bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat.

Konseling antenatal, perawatan kepada pasien yang sekarat dan keluwesan dalam jadwal mengunjungi pasien, adalah sebagian dari (bukannya mengabaikan) hubungan yang kreatif, yang secara radikal dapat mengubah kebiasaan yang telah lama diterima orang. Allah kita telah membayar harga yang sangat mahal untuk memulihkan hubungan yang hancur antara manusia dan Tuhan. Demikian juga upaya mempraktikkan polaNya mungkin akan menuntut harga yang sangat mahal (Mat 16 : 24,25). Tapi sebagaimana kebangkitan terjadi setelah penyaliban, maka pada waktuNya, setiap salib yang kita pikul untuk Dia dapat diberdayakan oleh Roh Kudus menjadi cara berpikir baru, bahkan terkadang menular. Contohnya para pionir Kristen dalam pergerakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada pasien yang sulit diesmbuhkan. Kepekaan mereka sekarang lebih dihargai secara meluas. Apapun bidang medis kita, kita ditawarkan untuk memiliki pikiran Kristus (1 Kor 2 : 16). Pertimbangkan dan (lakukanlah) hal itu! JGo

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag