Senin, 16 Juni 2014

Kristus adalah Langkah Awalnya

Sebetulnya latar belakang keluarga saya bukan Kristen. Tapi, anak tetangga teman bermain saya adalah Kristen 'Napas' dan tante saya seorang Katolik yang taat. Jadi, sejak kecil saya sudah mulai terpapar dengan kekristenan meskipun tidak rutin ke gereja. Hanya pada Natal, Paskah atau diajak tetangga pada hari minggu ketika saya menginap di rumah tante.

Saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus melalui suatu Seminar Hidup Baru oleh Roh (SHBR) yang diadakan oleh salah satu persekutuan doa Katolik 1986. Sejak saat itu kerinduan untuk mnegenal Kristus begitu menggebu-gebu. Memang betul apa yang tertulis dalam firman Tuhan bahwa jika satu orang diselamatkan, seisi rumah akan diselamatkan (Kis 16 : 31) Tidak lama setelah itu, suami saya, drg. Max Leepel mengalami hidup baru disusul anak-anak kami. Kami begitu haus untuk mengenal Tuhan Yesus. Benar-benar jatuh cinta dan rindu setiap orang juga mengalami keselamatan cuma-cuma seperti yang telah kami peroleh. Hampir tidak ada kegiatan rohani yang mereka lewatkan.

Beberapa persekutuan doa di FKG UI maupun di gereja tempat kami tertanam merupakan ladang pelayanan mereka. Sekali-sekali kami melakukan pelayanan firman di FKG, pengarajan di SOM (Sekolah Orientasi Mengajar), GBI Sungai Yordan atau seminar PAIS (Pasangan Istri-Suami) di gereja yang sama bahkan bersama tim gereja, beberapa kali kami ikut pelayanan misi di pedalaman Kalbar, Ambon, P. Buru. Di gereja lokal, pelayanan rutin yang saat ini adalah di kelompok sel, kebaktian umum, pengajar SPT (Saya Pengikut Tuhan) dan tim konseling.

Bagi kami, waktu dan keuangan kadang-kadang merupakan kendala yang tidak begitu berarti. Semua tergantung pada pandai-pandainya kami menyiasati. Prinsip yang kami pegang dalam pelayanan :
1. Mengalir ikut pimpinan Tuhan, tidak mengandalkan kekuatan sendiri (Yer 17 : 5)
2. Setia pada perkara kecil (Mat 25 : 21)
3. Lakukan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3 : 23)
4. Taat dan tunduk pada otoritas
5. Senantiasa bersyukur dengan apa yang ada (Ibrani 13 : 5)
6. Saling terbuka dan bersedia mengampuni (Mat 6 : 12)
7. Bersedia dikoreksi

Keteladanan, pendekatan pribadi, perhatian dan pemuridan tentu merupakan hal yang menentukan keberhasilan dalam membina generasi penerus kelompok kecil/kelompok sel. Saya kira kelompok kecil merupakan sarana penting untuk mengetahui talenta tiap-tiap anggota. Pemuridan yang paling efektif adalah seperti yang Yesus lakukan. Beri teladan, pantau terus, selesaikan setiap masalah secara terbuka dan jaga setiap kawanan (relasi). Setiap pelayanan baru harus tahu dasar kekristenan dengan benar supaya dapat bertumbuh dengan baik (bebas dosa). Selama Tuhan berkenan beri kesempatan untuk menyebarluaskan misi medis di Indonesia, maka utamakan Tuhan dalam setiap rencana dan berusaha hidup dalam kebenaran.


Laksmi A. Leepel
(Mission Possible)



Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag