Rabu, 26 Maret 2014

Untuk Siapa Kita Bekerja?

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.-Kolose 3 : 17

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. (Kolose 3 : 23-24)

Dan Raja itu akan menjawab mereka : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25 : 40)

Judul sebuah lagu pop yang terkenal setengah abad yang lalu sangat menarik yaitu : 'Bukan apa yang anda lakukan, tetapi cara ana melakukannya." Dengan kata lain, tujuan lebih penting dari pekerjaan itu sendiri. Apa yang mendorong kita melakukan sesuatu? Bagi Rasul Paulus, dorongan itu adalah kasih Kristus. Memang benar kita bekerja untuk Pusat Kesehatan Masyarakat, para atasan dan pasien kita, tetapi bagi dokter-dokter Kristen 'Yesuslah yang kita layani.' Pola pemikiran baru ini membawa beberapa dampak yang positif, yaitu membuat pekerjaan kita lebih menarik, sehingga tugas yang paling membosankan sekalipun jadi berarti. Hari-hari yang kita lalui mempunyai arti khusus pada saat kita menyerahkannya kepada Dia, dan kita tahu bahwa Tuhan hadir sementara kita melakukan tugas-tugas kita. Ini berarti bahwa pekerjaan kita di rumah sakit sama rohaninya dengan apa yang disebut pelayanan orang Kristen. Pembatasan antara pekerjaan dunia dan rohani hanya buatan manusia.

Buku kecil yang berjudul 'The Practice of The Presence of God' berisi pemikiran seperti ini dan hal ini menjadi nyata dalam kehidupan seorang biarawan yang saleh yang menjadi nyata dalam kehidupan seorang biarawan yang saleh yang menjadi pengurus dapur biara. Pastur Lawrence menemukan bahwa ia dapat melayani Tuhan di tempat itu dengan selalu hidup dan bekerja di hadapan hadirat-Nya. Ternyata bahwa ia lebih banyak berbakti di dapur daripada di meja; inilah doanya :
Tuhan atas poci dan panci ...
Jadikanlah saya seorang kudus
Dengan menyiapkan makanan dan 
mencuci semua piring yang kotor.

Bacaan selanjutnya : 1 Tesalonika 4 : 1-12

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag